Dear all, ATMI wan yang terkasih
Tentu saya gembira dengan adanya berbagai pendapat tentang alumni ATMI.
Lebih dari itu kita perlu saling menghormati, khususnya menghormati pilihan
dalam hidup setiap orang. Karena beragama karya kita.
Saya berasal dari keluarga miskin, indikasinya sejak STM dan ATMI dibiayai
oleh gereja. Ketika tamat saya menjadi guru ikatan dinas 6 tahun dan
diangkat menjadi pegawai negeri, saya merasa inilah panggilan hidup saya
sebagai guru. Ternyata tidak selamanya, karena sebagai pegawai negeri saya
di mutasikan ke perusahaan daerah kabupaten. Tentu saya menolak, karena
maunya saya ketika menjadi pegawai negeri cita citaku menjadi guru.
Akibatnya saya mengunduran diri sebagai pegawai negeri. Tujuh tahun sebagai
guru, dan selama ini bekerja dan sekolah di lingkungan gereja tentu
mempengaruhi pola hidup saya dan mencari tujuan hidup saya.
Tahun 1977 mulai bekerja di Rank, mendapat pujian dari Cowboy Australia yang
mengepalai rank tersebut. Ditunjukan dengan mau sponsor saya dan keluarga
untuk pindah ke Australia ketika saya mengajukan permintaan mengundurkan
diri. Tidak jadi, karena saya sudah menerima bekerja di CV Bengawan Motor
(Toyota Solo).
Tahun 1978 hingga sekarang berusia menjelang 64 tahun masih bekerja
dilingkungan (Toyota) Nasmoco. Tahun 2003 saya pension dan sempat keluar
dari kegiatan kantor ini. Mungkin karena takut saya cepat "mati" maka
keluarga pemilik perusahaan minta saya kembali beraktifitas di Nasmoco.
Mereka benar, karena sekarang saya sehat. Saya menerima dengan ucapan
syukur kepada Tuhan yang demikian baiknya. Di perusahaan, saya tidak pernah
menganggap menjadi orang penting, paradigm saya hanya sederhana "Kapan dan
dimanapun, saya melakukan yang lebih baik". Sesungguhnya pada usia 48 tahun
saya mau berhenti untuk berwiraswanta. Sudah punya tanah dan modal bahkan
pemilik perusahaan tempat saya bekerja, mengatakan apapun keinginan saya
akan mereka didukung. Saya tidak mengerti mengapa tidak ada tindak lanjut,
hematku saya mengikuti rencana dan bisikan Tuhan. Indahnya rencanaMu Tuhan.
Karena dengan demikian saya punya waktu untuk jadi prodiakon, mengikuti
aktifitas di gereja, sedikit kerja social, menulis, memberi training,
memberi retret kendati hanya sedikit sedikit saja. Bisa jalan jalan ziarah
bersama isteri, bermain dengan 7 cucu yang sehat, hidup dalam kecukupan dan
sehat badan. Sekarang, saya merasa perlu mengatakan sudah cukup.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:2c-12)
Saudara terkasih, ajarkanlah dan nasihatkanlah semua ini. Jika ada orang
yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran
Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman
kita, dialah orang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa.
Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan
dengki, iri hati, fitnah, dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang
tidak lagi berfikiran sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama
itu suatu sumber keuntungan. Memang iman itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia
ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan
pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam
pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Karena memburu
uanglah, maka beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri
dengan berbagai-bagai penderitaan. Tetapi engkau, hai manusia Allah,
jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, takwa, kesetiaan, cinta kasih,
kesabaran, dan kelembutan hati. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang
benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil;
untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak
saksi.
Ketika Pak Priyo, menyampaikan ide tentang Bengkel Bersama, saya memuji dan
mendukungnya. Hanya memang ada kalimat saya waktu itu, kalau mau berusaha
sendiri jangan menjadi benalu. Jangan bekerja di perusahaan orang sambil
punya bisnis sendiri. Karena bagaimanapun juga perhatian kita terbagi untuk
mengurus perusahaan kita. Ini tidak adil dan intrigritas diri rendah.
Kecuali kita hanya sebagai penyandang dana.
Dalam perjalanan ada teman yang menanggapi BB, bahwa bekerja sebagai tenaga
professional, makan gaji itu bukan kesalahan dan buruk. Bagi teman teman
yang sukses sebagai pengusaha tentu patut mendapat pujian, karena Anda
memberikan kesempatan bekerja, memberikan kesejahteraan, kesehatan kepada
banyak orang, termasuk memberikan makan kepada keluarga pekerja. Ini di
catat dibuku St Petrus.
meninggal Mama didampingi seorang imam dan adik yang terus berbisik ke
telinganya bahwa jangan takut, malaekat malaekat sudah menyambut mama.
Setahun terakhir tangan mama sudah tidak kuat diangkat, namun mengherankan
setelah tarikan napas terakhir, beliau mengangkat tangan kanannya,
sepertinya mengatakan selamat tinggal, atau menggapai tangan Yesus. Pada
pemakamannya 2 orang uskup, sejumlah romo dan suster mengantar ke tempat
peristirahatan yang terakhir. Cita citaku meneladani hidup mamaku
Tentu saya gembira dengan adanya berbagai pendapat tentang alumni ATMI.
Lebih dari itu kita perlu saling menghormati, khususnya menghormati pilihan
dalam hidup setiap orang. Karena beragama karya kita.
Saya berasal dari keluarga miskin, indikasinya sejak STM dan ATMI dibiayai
oleh gereja. Ketika tamat saya menjadi guru ikatan dinas 6 tahun dan
diangkat menjadi pegawai negeri, saya merasa inilah panggilan hidup saya
sebagai guru. Ternyata tidak selamanya, karena sebagai pegawai negeri saya
di mutasikan ke perusahaan daerah kabupaten. Tentu saya menolak, karena
maunya saya ketika menjadi pegawai negeri cita citaku menjadi guru.
Akibatnya saya mengunduran diri sebagai pegawai negeri. Tujuh tahun sebagai
guru, dan selama ini bekerja dan sekolah di lingkungan gereja tentu
mempengaruhi pola hidup saya dan mencari tujuan hidup saya.
Tahun 1977 mulai bekerja di Rank, mendapat pujian dari Cowboy Australia yang
mengepalai rank tersebut. Ditunjukan dengan mau sponsor saya dan keluarga
untuk pindah ke Australia ketika saya mengajukan permintaan mengundurkan
diri. Tidak jadi, karena saya sudah menerima bekerja di CV Bengawan Motor
(Toyota Solo).
Tahun 1978 hingga sekarang berusia menjelang 64 tahun masih bekerja
dilingkungan (Toyota) Nasmoco. Tahun 2003 saya pension dan sempat keluar
dari kegiatan kantor ini. Mungkin karena takut saya cepat "mati" maka
keluarga pemilik perusahaan minta saya kembali beraktifitas di Nasmoco.
Mereka benar, karena sekarang saya sehat. Saya menerima dengan ucapan
syukur kepada Tuhan yang demikian baiknya. Di perusahaan, saya tidak pernah
menganggap menjadi orang penting, paradigm saya hanya sederhana "Kapan dan
dimanapun, saya melakukan yang lebih baik". Sesungguhnya pada usia 48 tahun
saya mau berhenti untuk berwiraswanta. Sudah punya tanah dan modal bahkan
pemilik perusahaan tempat saya bekerja, mengatakan apapun keinginan saya
akan mereka didukung. Saya tidak mengerti mengapa tidak ada tindak lanjut,
hematku saya mengikuti rencana dan bisikan Tuhan. Indahnya rencanaMu Tuhan.
Karena dengan demikian saya punya waktu untuk jadi prodiakon, mengikuti
aktifitas di gereja, sedikit kerja social, menulis, memberi training,
memberi retret kendati hanya sedikit sedikit saja. Bisa jalan jalan ziarah
bersama isteri, bermain dengan 7 cucu yang sehat, hidup dalam kecukupan dan
sehat badan. Sekarang, saya merasa perlu mengatakan sudah cukup.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:2c-12)
Saudara terkasih, ajarkanlah dan nasihatkanlah semua ini. Jika ada orang
yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran
Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman
kita, dialah orang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa.
Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan
dengki, iri hati, fitnah, dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang
tidak lagi berfikiran sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama
itu suatu sumber keuntungan. Memang iman itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia
ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan
pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam
pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Karena memburu
uanglah, maka beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri
dengan berbagai-bagai penderitaan. Tetapi engkau, hai manusia Allah,
jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, takwa, kesetiaan, cinta kasih,
kesabaran, dan kelembutan hati. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang
benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil;
untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak
saksi.
Ketika Pak Priyo, menyampaikan ide tentang Bengkel Bersama, saya memuji dan
mendukungnya. Hanya memang ada kalimat saya waktu itu, kalau mau berusaha
sendiri jangan menjadi benalu. Jangan bekerja di perusahaan orang sambil
punya bisnis sendiri. Karena bagaimanapun juga perhatian kita terbagi untuk
mengurus perusahaan kita. Ini tidak adil dan intrigritas diri rendah.
Kecuali kita hanya sebagai penyandang dana.
Dalam perjalanan ada teman yang menanggapi BB, bahwa bekerja sebagai tenaga
professional, makan gaji itu bukan kesalahan dan buruk. Bagi teman teman
yang sukses sebagai pengusaha tentu patut mendapat pujian, karena Anda
memberikan kesempatan bekerja, memberikan kesejahteraan, kesehatan kepada
banyak orang, termasuk memberikan makan kepada keluarga pekerja. Ini di
catat dibuku St Petrus.
Bapak Uskup Dominicus Saku Memberkati Mama
Mama Wihelmina Tan Wu Nio
Uskup Emiritus Mgr Pain Ratu dan para imam.
Umat dan para suster menghadiri pemakaman Mama.
14 Oktober 2011, Mama kekasih kami meninggal dalam usia 85 tahun. Ketikameninggal Mama didampingi seorang imam dan adik yang terus berbisik ke
telinganya bahwa jangan takut, malaekat malaekat sudah menyambut mama.
Setahun terakhir tangan mama sudah tidak kuat diangkat, namun mengherankan
setelah tarikan napas terakhir, beliau mengangkat tangan kanannya,
sepertinya mengatakan selamat tinggal, atau menggapai tangan Yesus. Pada
pemakamannya 2 orang uskup, sejumlah romo dan suster mengantar ke tempat
peristirahatan yang terakhir. Cita citaku meneladani hidup mamaku
Semarang awal 2012.
Komentar