Langsung ke konten utama

Perhatian Pada Keadilan Sosial


Bapak Paus Fransiscus memberi  harapan besar pada peran gereja bagi  orang miskin. Ini pendapat singkat Romo Gregorius Utomo tentang hal itu: 


 Berbekal semangat Rerum Novarum yang diterbitkan oleh Paus Leo XIII 15 Mei 1891,  Schmutzer membangun Pabrik gula Gondalipuro pada tahun 1912. Di  Eropa Rerum Novarum tidak digubris. Tetapi setelah kedua anaknya, Joseph dan Julius datang ke Indonesia untuk meneruskan pabrik gula Gondalipura Ganjuran,  Mereka implementasikan semangat Rerum Novarum. itu kepada tenaga kerja yang bekerja di pabriknya. Mereka menempatkan tenaga kerja bukan sebagai  kuli tetapi sahabat.

Joseph dan Julius, satu dari dua penerima medali Paus Gregorius Agung berasal dari Indonesia, selain IJ Kasimo, membuat profit sharing pada pabrik gulanya. Tetapi mereka risau karena uang  dalam jumlah yang besar, membuat pekerjanya malas dan tidak mau bekerja, atau hidup foya-foya menjadi pemabuk, berjudi atau kebiasaan buruk lainnya. Joseph dan Julius berpendapat, kalau kebiasaan ini diteruskan tidak akan membawa kemakmuran bagi masyarakat yang bekerja pada pabrik gula Gondalipura, maka tahun 1919, mulai didirikan sekolah-sekolah di dalam kompleks pabrik. “Jadi ajaran sosial Gereja itu dilaksanakan secara kontekstual betul, ternyata kebutuhan rakyat bukan hanya uang tetapi juga pendidikan” kata Romo Utomo.

Setelah Julius menikahi Caroline, seorang perawat maka  didirikan sekolah untuk anak-anak perempuan pada tahun 1920. Dilengkapi convict/internat (asrama) untuk anak-anak perempuan. Dengan adanya asrama,  ia berharap,  sejak dini  anak-anak perempuan dilatih mandiri. Membangun karakter masyarakat Jawa lewat pendidikan pada tahun 1919  dan kemudian agar masyarakat Jawa terawat  kesehatannya didirikanlah rumah sakit pada tahun 1920 RS Elisabeth yang masih ada sampai sekarang.

Selang 4 tahun kemudian, pada tahun 1924, Schmutzer  membuat irigasi. Sungai Progo disudet (dibelah) dibuat irigasi ke Kebonongan yang manfaatnya hingga sekarang.  “ Hematku, Schmutzer telah memikirkan kesinambungan pendapatan dari petani, yang ketika itu menanam tebu untuk pabrik gula Gondalipura.  Sampai sekarang irigasinya yang dibangun dua bersaudara Joseph dan Julius Schmutzer masih bagus. Fondari dan tepian batunya masih kokoh hingga saat ini. Sebaliknya irigasi-irigasi yang yang dibuat kemudian  malah pada rusak” jelas Romo Utomo.

Baru pada tahun 1924  gereja Ganjuran dirikan di kompleks pabrik gula Gondalipura Ganjuran. ”Karena terbebas dari zaman malere sehabis perang dunia pertama, Schmutzer bersyukur dengan membangun Monumen Hati Kudus Jesus Ganjuran,  mulai dibagun pada tahun  1927 dan  diberkati pada  tahun 1930. Setahun setelah Sendang Sono itu diberkati 11 Februari 1929. Pada tanggal 15 September 1928 mereka membangun Rumah Sakit Panti Rapih untuk orang lebih mampu. Jadi Schmutzer dating bukan membangun gereja lebih dahulu tetapi mensejahterakan lebih dahulu masyarakatnya baru mendirikan gereja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kismis Dry Gin Obat Lutut Sakit

Tiga tahun lalu saya merasa ada yang tidak beres pada lutut.Pikirku paling setelah digoyang goyang akan beres. Ketika berada di Purwokerto, saya jalan pagi, semakin jauh semakin sakit akhirnya trauma tidak berani jalan pagi lagi. Setahun lebih saya tidak berani jalan pagi. Sampai oktober 2010 ada email dari Bapak FX Benny Setiawan.  From: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com [mailto:Komunikasi_KAS@yahoogroups.com] On Behalf Of FX. Benny Setiawan Sent: Thursday, October 28, 2010 12:42 PM To: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com Subject: [Kom-KAS] Info kesehatan... Resep manjur untuk rheumatik.  Teman saya baru pulang dari berjalan-jalan, bercerita tentang teman serombongan yang menggunakan resep ini, hasilnya sangat bagus. Sekarang dirinya tidak perlu makan obat glucosamine lagi, bahkan berhenti makan obat osteoporosis.  Saya juga pernah membaca di Harian Shi Jie Ri Bao ada orang menulis tentang kesaksian akan keberhasilan resep ini. Secara khusus saya mencari data di jaringan maya, tern

Pengabdian Seorang Koster

“Suatu saat saya minta tolong pak Haryono agar buatkan beberapa rosario . Setelah selesai, ia menyerahkan kepada saya sambil mengatakan maaf romo Bi, mungkin rosarionya kurang rapih. Waktu saya tanya biayanya berapa ia menjawab 'sembah bekti mawon romo” ungkap romo H Subiyanto. DW. Pr pada saat merayakan Ekaristi Kudus bulanan untuk karyawan Katedral. Bertepatan pula, hari itu Bapak Rafael Haryono pension sebagai koster Katedral KA Semarang. Hal yang sama juga pernah dialami romo Sukardi pr, romo Paroki Randusari Semarang. Ia hanya minta dibayar dengan doa saja” demkian rama Soebiyanto mengawali khotbahnya. Rafael Haryono lahir di Sendangsono, 21 Pebruari 1947 dari keluarga sederhana. Ia semula dibawa oleh romo G Natabudyo pr ke Semarang . Mulai bekerja sebagai pegawai di pasturan pada 30 Desember 1969 dan, baru 2 tahun kemudian ditunjuk menggantikan koster lama yang mengundurkan diri. Suami dari Katarina Nurpini Dwiprihatin mengalami pergantian banyak r

Doa Setelah Komuni

Suatu ketika saya bertanya kepada seorang pemuda, apa doanya setelah menerima Sakramen Maha Kudus, ia hanya menjawab dengan senyuman. Sepertinya ia mengharapkan apa sesungguhnya yang saya lakukan setelah menerima sakramen maha kudus (SMK). Penerimaan SMK merupakan peristiwa yang sangat penting dalam hidupku dan itu terjadi pada tahun 1956. Sejak habis dibatis dengan nama Tarsisius yang sangat merindukan menyambut Tubuh Yesus. Untuk bisa menerima SMK kami menerima pelajaran cukup lama dari Bapak Rafael Parera Almarhum. Ia seorang guru SR kelas 1 dan 2, merangkap guru agama serta juga menenjadi bapak permandian saya. Ketika itu orang tua kami, papa dan mama belum sebagai pengikut Kristus. Dalam keluarga kami, kami anak-anak semua sudah di babtis lebih dahulu baru kemudian bapak. Mama sendiri sudah lebih dahulu dibabtis sebagai pengikut gereja Protestan. Namun sejak kami anak-anak semuanya menjadi Katolik, mama kemudian menemani kami 10 anaknya dan bapak di Gereja Katolik. Saya ma