Langsung ke konten utama

Dari 11 sekarang tinggal 5, menerima SMK.

Blog ini bagus untuk selalu saya update, sayangnya sering saya melupakan. Ada yang bisa saya bagikan. Pagi tadi saya mengantar Sakramen Maha Kudus kepada 4 orang ibu tua. Karena tua, mereka hanya berdiam di rumah, di tempat tidur, di atas kursi roda.

Ibu Aniek, ibu kelahiran 28 Agustus 1921 ini, masih sehat tetapi pendengarannya sudah amat menurun. Untuk mengingatkan doa dan nyanyian yang pernah ia tahu, saya bicara agak keras ditelinganya. Umumnya  para  tua, ingat lagu Aku Rindu, maka kupakai lagu ini untuk pembukaan. Pernyataan tobat, aku percaya, bapak kami, anak domba Allah, penyambutan Tubuh Kristus. Setelah berdiam beberapa saat, saya mengajak berdoa dengan perantara Bunda Maria, Bunda yang menjadi teladan bagi para ibu, berani berkorban ketika melahirkan anakanak.  Tenaga dan kecintaan yang luar biasa untuk merawat suami, anak anak bahkan cucu. Mengharukan, ketika saya minta menyebut nama anakanaknya, ada yang sudah lupa. Kalau demikian saya membantu menyebutkan nama atau kalau ada anaknya yang mendampingi menyebutkan nama saudaranya.  Bu Aniek, sedang risau, karena anaknya menguutus isterinya untuk memohan ampun dan maaf,atas semua kesalahan masa lalunya. Ia tidak bisa datang sendiri karena tak dapat berjalan dan lebih dari itu anaknya sedang menjadi katekumen, kapan bisa dibabtis. "Kalau terjadi apa-apa bagaimana ya kalau belum dibabtis" unggapkanya.

Pagi ini, Bu Lies, 85 tahun, berada diatas kursi roda, lemah. Tetapi ketika saya tanya, ibu masih bisa menelan, ia mengangguk. Setelah menyambut, ibu sebut nama anak-anaknya dengan kirih sekali. Beruntung, anak perempuannya mendampingi ia menerima Tubuh Kristus.  Beberapa minggu lalu, ia hanya bisa terbaring  di tempat tidur, hari ini bisa berjemur matahari diatas kursi roda.

 Ibu Flora, berikutnya, sudah menunggu sejak pagi. Ibu kelahiran 1 Maret 1923 ini, masih ingat nama dua anaknya, ia menyebut dengan lancar, kendati juga dalam suara lirih.  Ceng Giok dan Cai Sioe, semoga anak dan keluarganya sehat dan hidup dalam kecukupan.

Terakhir  ke ibu Eli, 22 Maret 1925. Ibu ini selalu mengatakan mau pulang ke rumahnya di taman Pekunden Timur. Walaupun sekarang ada dirumahnya di Taman Pekunden Timur. Ia mengatakan sekarang ia  berada di Jakarta di rumah Mikael anak sulungnya. Mungkin amat berbekas di hatinya, ketika Mikael lahir.  Ditanya, dimana suaminya, bapak John Hartanto, ia mengatakan sedang tidur. Padahal, beliau  sudah meninggaldunia lebih dari 4 tahun lalu.

Demikianlah para ibu mengisi hari tuanya. Mungkin mereka kesepian, tetapi mungkin mereka juga  tidak sadar lagi, membedakan sekarang, kemarin apalagi hari esok. Namun satu hal yang saya catat, mereka menyadari hidup diakhirta kelak.

Ibu Aniek, pada  2 Desember 2012, meminta khusus kepadaku, "mendoakan ketika  saya  di dalam peti dan  mau mengantar jenazahku  tempat peristirahatan terakhir" pintanya. Puji Tuhan yang Mahaagung..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kismis Dry Gin Obat Lutut Sakit

Tiga tahun lalu saya merasa ada yang tidak beres pada lutut.Pikirku paling setelah digoyang goyang akan beres. Ketika berada di Purwokerto, saya jalan pagi, semakin jauh semakin sakit akhirnya trauma tidak berani jalan pagi lagi. Setahun lebih saya tidak berani jalan pagi. Sampai oktober 2010 ada email dari Bapak FX Benny Setiawan.  From: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com [mailto:Komunikasi_KAS@yahoogroups.com] On Behalf Of FX. Benny Setiawan Sent: Thursday, October 28, 2010 12:42 PM To: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com Subject: [Kom-KAS] Info kesehatan... Resep manjur untuk rheumatik.  Teman saya baru pulang dari berjalan-jalan, bercerita tentang teman serombongan yang menggunakan resep ini, hasilnya sangat bagus. Sekarang dirinya tidak perlu makan obat glucosamine lagi, bahkan berhenti makan obat osteoporosis.  Saya juga pernah membaca di Harian Shi Jie Ri Bao ada orang menulis tentang kesaksian akan keberhasilan resep ini. Secara khusus saya mencari data di jaringan maya, tern

Pengabdian Seorang Koster

“Suatu saat saya minta tolong pak Haryono agar buatkan beberapa rosario . Setelah selesai, ia menyerahkan kepada saya sambil mengatakan maaf romo Bi, mungkin rosarionya kurang rapih. Waktu saya tanya biayanya berapa ia menjawab 'sembah bekti mawon romo” ungkap romo H Subiyanto. DW. Pr pada saat merayakan Ekaristi Kudus bulanan untuk karyawan Katedral. Bertepatan pula, hari itu Bapak Rafael Haryono pension sebagai koster Katedral KA Semarang. Hal yang sama juga pernah dialami romo Sukardi pr, romo Paroki Randusari Semarang. Ia hanya minta dibayar dengan doa saja” demkian rama Soebiyanto mengawali khotbahnya. Rafael Haryono lahir di Sendangsono, 21 Pebruari 1947 dari keluarga sederhana. Ia semula dibawa oleh romo G Natabudyo pr ke Semarang . Mulai bekerja sebagai pegawai di pasturan pada 30 Desember 1969 dan, baru 2 tahun kemudian ditunjuk menggantikan koster lama yang mengundurkan diri. Suami dari Katarina Nurpini Dwiprihatin mengalami pergantian banyak r

Doa Setelah Komuni

Suatu ketika saya bertanya kepada seorang pemuda, apa doanya setelah menerima Sakramen Maha Kudus, ia hanya menjawab dengan senyuman. Sepertinya ia mengharapkan apa sesungguhnya yang saya lakukan setelah menerima sakramen maha kudus (SMK). Penerimaan SMK merupakan peristiwa yang sangat penting dalam hidupku dan itu terjadi pada tahun 1956. Sejak habis dibatis dengan nama Tarsisius yang sangat merindukan menyambut Tubuh Yesus. Untuk bisa menerima SMK kami menerima pelajaran cukup lama dari Bapak Rafael Parera Almarhum. Ia seorang guru SR kelas 1 dan 2, merangkap guru agama serta juga menenjadi bapak permandian saya. Ketika itu orang tua kami, papa dan mama belum sebagai pengikut Kristus. Dalam keluarga kami, kami anak-anak semua sudah di babtis lebih dahulu baru kemudian bapak. Mama sendiri sudah lebih dahulu dibabtis sebagai pengikut gereja Protestan. Namun sejak kami anak-anak semuanya menjadi Katolik, mama kemudian menemani kami 10 anaknya dan bapak di Gereja Katolik. Saya ma