Pertama kali saya dan isteri mendatangi ibu Mulya. Paling pagi, karena beliaulah yang sudah siap sambil menunggu di kursi rodanya. Sudah lebih dari 10 tahun ia menjalani hidup ini. Akhir- akhir ini pendengarannya sangat menurun, demikian pula dengan matanya. Dengan senyumnya yang khas, ia menyambut kedatangan kami yang membawa tubuh Kristus. Doa dan sedikit mengutip bacaan hari ini, beliau menerima SMK. Setiap menerima SMK dari tangan saya, beliau selalu mengatakan:”Terima kasih Yesus atas kedatangMu”
Kemudian kami melanjutkan ke ibu Anik, ia baru saja terjatuh sehingga tidak bisa ke Gereja. Walupun matanya tidak bisa melihat dengan jelas dan pendengarannya sudah sangat merosot ia masih rajin ke geraja. Begitu mengetahui kami datang mengantar SMK, beliau berulang kali menyampaikan terima kasih. Ia hanya duduk saja, berdoa dan kemudian menyambut tubuh Kristus.
Dari bu Anik, kami melanjutkan ke bu Lena, umat di Pekunden memanggilnya tante Lena. Bu Lena ini luar biasa bersemangat. Begitu selesai berjabatan tangan, beliau langsung menyanyikan lagu Elsada........ lagu itu indah sekali. Saya sendiri suka bernyanyi maka sayapun bernyanyi sekuat kuatnya. Ketika suara saja keras, beliau juga keras sepertinya tidak mau kalah. Sayapun lalu mengikuti iramanya saja. Saya tahu beliau sudah sepuh dan sudah memiliki kebiasaan beribadah seperti itu selama puluhan tahun.
Ketika saya mau mengutip bacaan minggu ini, beliau sudah siap dengan injil hari ini dari buku renungan harian yang ia baca setiap hari. Dengan lancar beliau membaca sampai selesai. Lalu saya jelaskan isi bacaan hari ini. Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang matanya buta, kemidian orang itu percaya kepada Yesus kemudian menyembah Tuhan Yesus. Berbahagialah kita yang tidak melihat tetapi percaya dan menyembah Tuhan Yesus. Kendati usianya sudah delapan puluhan, bu Lena sangat bersemangat dan sudah siap menerima SMK setiap minggu, beliau sudah tidak bisa jalan sendiri lagi
Dari Bu Lena, kami mengantar SMK ke Sam. Ibu ini juga sangat lemah. Ketika kami datang beliau sudah bersiap di ruang keluarga. Saya mendekati dan menggandeng beliau untuk berdiri dan berjalan ke tempat yang sudah disiapkan. Beliau mengucapkan doa tobat, dan menyanyi dengan baik karena pendengarannya masih normal, kendati fisiknya sudah sangat lemah. Setelah menyambut tubuh Kristus, beliau menyanyikan lagu. Tuhan Yesus sembuhkanlah kami, orang buta orang congkak hati. Dari mati hidupkanlah kami, dari sakit sembuhkanlah kami Tuhan Yesus. Pernah ia mengatakan "Aku semakin kurus, berat badanku turun" tetapi ibu ibu lain menegaskan itu yang baik. Karena persendian mereka sudah tua.
Berikutnya ibu Lish sudah beberapa lama menderita sakit reuhmatik sehingga persendiannya sangat sakit. Dulu kalau beliau masih bisa sedikit melangkah, maka beliau pergi ke rumah bu Sam untuk sama sama menerima SMK. Kalau udara dingin akan membuat beliau sangat menderita. Ibu ini biasanya kalau menerima SMK di temani oleh anaknya.
Seorang lagi bu Bertha, beliau dulunya guru, kini di usianya diatas delapan puluh tahun, beliau sudah pikun. Kendati demikian beliau masih mengenal kami yang mengantar SMK. Tidak banyak upacara dengan ibu ini. Saya berdiri didekatnya dan bicara persis di telinganya. Ketika mengucapkan doa tobat, bapak kami dan salam Maria, beliau berusaha untuk ikut berdoa. Kalau bernyanyi saya mesti menyentuh lengannya sambil menggerakan tangannya saya. Dengan cari ini kadang bu Bertha masih bisa ikut bernyanyi.
Hari ini terakhir saya mengantarkan SMK ke bu Elly, ibu yang belum lama ditinggal meninggal dunia oleh Pak Jhon, seorang umat yang setia pada tugas di gereja sebagai prodiakon dan kolektan. Bu Elly menginjak usia 82 tahun. Kalau bulan lalu saya mengantarkan SMK beliau masih berbaring diatas tempat tidur karena proses penyembuhan tulang lengan yang patah maka hari ini beliau sudah menunggu di ruang keluarga dengan senyumnya yang manis. Penghilatannya masih baik, sehingga buku misa yang kami bawa bisa ia baca, khususnya doa pembukaan dan doa penutup, sambil sedikit mengutip bacaan hari minggu ini. Ketika sedang berdoa ia mengeluh, lalu saya bertanya, mengapa? ”Saya minggu ini badan terasa meriang” jawabnya.
Yah ibu- ibu ini adalah ibu ibu yang memberikan kehidupan. Lewat mereka terlahirlah anak-anak dan cucu cucdu. Kini ada puluhan cucu cucu yang hari ini tertawa serta hati yang riang gembira. Mata ibu ibu memancarkan kebahagian walau fisik mereka lemah dan terkadang menyakitkan. Mereka tidak mengeluh yang ada hanyalah kami berdoa bersama agar anak dan cucu cucu hidup bahagia dan sehat lewat doa, Salam Maria. Agar Bunda Maria, bunda yang memberikan keteladannya, memangku tubuh Kristus ketika diturunkan dari kayu salib. Merawat Yesus sejak bayi, membesarkan dengan kasih sayang agar mendoakan anak cucu kami. Kiranya di hari tuanya ini, ibu ibu boleh mendapatkan kasih saya dari anak dan cucu cucu, karena anak-anaklah yang paling tahu perasaan para ibu yang sudah tidak bisa berjalan lagi ini. Bukankah anak anaklah yang sudah puluhan tahun mendapatkan kasih dari seorang ibu? Ah betapa bahagianya bila ada keluarga menemani mereka ketika menerima SMK, sering mereka sendirian hanya di tunggui pembantu atau perawat..............
Komentar
Salam kenal.
GBU