Bapak Yosef Tirto (Om Loen) telah meninggal dunia. Hari Senin jam
Sudah beberapa kali saya mengantarkan SMK, beliau baru dibaptis belum setahun. Setengah tahun lalu ia mengalami serangan jantung ketika sang isteri tercinta sedang dibaringkan di rumah jenazah saat itulah menerima sakramen permandian. Lama saya menyenal orang tua ini, beberapa sebelum isterinya meninggal dunia ia masih aktif jalan pagi, nyaris setiap pagi ia berjalan pagi dari Pekunden, Simpang 5 sampai Polda dan kemudian pulang lewat pemakaman Bergota Semarang. Kebiasaan itu membuat beliau sehat, sehingga bisam mewarat isterinya yang juga sudah lanjut usia yang sudah menurunan pendengaran, penglihatan dan kemampuan berbicara. Setiap minggu ketika saya mengantarkan SMK kepada Bu Tirto (tante Cing), beliau selalu setia duduk disamping isterinya dan ikut menyaksikan penerimaaan SMK.
Meninggalnya isteri tercinta, fisiknya merosot drastis. Ia tak dapat berjalan sekalipun hanya didalam rumah. Semua waktunya dihabiskan diatas tempat tidurnya. Nampaknya beliau sudah sadar benar bahwa saat kembali ke rumah Bapa akan segera tiba. Anak tertuanya, bekerja di luar
Kemarin sore jam 6, bersama romo Herman pr dari Katedral kami dari wilayah Pekunden menghadiri upacara penutupan Peti, semua anaknya sudah ada, hanya beberap cucunya belum tiba dari luar
Kematian memang membawa kesedihan, namun kematian juga memberikan pelajaran beharga bagi kita yang ditinggalkan. Dari orang tua ini, saya mengambil pelajran tentang konsistensi, rajin berjalan pagi sampai usia 85 tahun. Ia sehat, meninggal seperti mobil yang kebahisan bahan bakar. Selamat jalan Om Loen, pak Yosef, kembali ke rumah Bapa.
Komentar