Langsung ke konten utama

Terilhami Bapak Wiryanto Dewabroto

Martin T Teiseran // Desember 17, 2007 at 2:02 am
Rasanya harus memperkaya renungan Natal 2007 di kolom Mas Wir.
Sudah 2 tahun ini, hanya kami berdua pasutri yang ke Gereja. Semua anak-anak, suami isteri punya acara sendiri. Ke gereja sendiri-sendiri. Saya sih menikmati saja. Sudah sering pada minggu-minggu biasa, seperti kemarin Adven 3, isteri menghadiri misa sendiri di aula gereja, sedang saya bersama prodiakon lainnya duduk di bangku deret pertama. Ini perubahan terakhir di Katedral Randusaru Semarang. Kalau dulu saya masih duduk di samping isteri saya sampai doa umat. Sekarang karena prodiakon keluar dari sakristi berama rama, lektor dan ajudan maka isteri menjadi sendiri duduk di deretan bersama sesama umat.
Sebulan sekali saya mendapat tugas, dibagi setiap minggu dengan teman lainnya, untuk membagikan sakramen mahakudus (SMK) kepada para sepuh, maka setelah misa bersama isteri, kami keliling Pekunden mengantar SMK kepada 7 orang tua yang usianya rata-rata 80 tahun. 6 orang ibu dan seorang bapak 86 tahun. Sungguh menggetarkan hati saya ketika menyaksikan para janda dan duda ini, dalam kesendirian hanya satu dua ditemani oleh anaknya. Saya dan isteri saya belum apa apa ….
Pak Wir, terima kasih. Anda mengilhami saya untuk menulis di blog saya www.st-tarsisius.blogspot.com tentang kesaksian iman untuk memperkaya sesama umat Katolik.
Berkat Dalem

Komentar

Martin T Teiseran mengatakan…
Saya sedang mencoba... apakah komentar bisa tampil.
Anonim mengatakan…
Salam sejahtera pak Martin,

Syukurlah kalau Bapak mendapat ide untuk membuka blog khusus ini.

Saya yakin dengan kematangan pengalaman Bapak dalam mengarungi hidup ini maka banyak yang dapat dibuat sharing untuk saudara-saudara yang lain.

Semoga kita semua dengan tulisan-tulisan yang kita buat dapat saling menguatkan dan menghiburkan untuk bersama-sama memulyakan Bapa di surga.

Salam sejahtera

Wiryanto Dewobroto
Martin T Teiseran mengatakan…
Berkat Dalem Pak Wir
Saya setiap hari akan berusaha menulis perjalanan iman saya. Terima kasih atas dukungannya.

Postingan populer dari blog ini

Kismis Dry Gin Obat Lutut Sakit

Tiga tahun lalu saya merasa ada yang tidak beres pada lutut.Pikirku paling setelah digoyang goyang akan beres. Ketika berada di Purwokerto, saya jalan pagi, semakin jauh semakin sakit akhirnya trauma tidak berani jalan pagi lagi. Setahun lebih saya tidak berani jalan pagi. Sampai oktober 2010 ada email dari Bapak FX Benny Setiawan.  From: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com [mailto:Komunikasi_KAS@yahoogroups.com] On Behalf Of FX. Benny Setiawan Sent: Thursday, October 28, 2010 12:42 PM To: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com Subject: [Kom-KAS] Info kesehatan... Resep manjur untuk rheumatik.  Teman saya baru pulang dari berjalan-jalan, bercerita tentang teman serombongan yang menggunakan resep ini, hasilnya sangat bagus. Sekarang dirinya tidak perlu makan obat glucosamine lagi, bahkan berhenti makan obat osteoporosis.  Saya juga pernah membaca di Harian Shi Jie Ri Bao ada orang menulis tentang kesaksian akan keberhasilan resep ini. Secara khusus saya mencari data di jaringan maya, tern

Pengabdian Seorang Koster

“Suatu saat saya minta tolong pak Haryono agar buatkan beberapa rosario . Setelah selesai, ia menyerahkan kepada saya sambil mengatakan maaf romo Bi, mungkin rosarionya kurang rapih. Waktu saya tanya biayanya berapa ia menjawab 'sembah bekti mawon romo” ungkap romo H Subiyanto. DW. Pr pada saat merayakan Ekaristi Kudus bulanan untuk karyawan Katedral. Bertepatan pula, hari itu Bapak Rafael Haryono pension sebagai koster Katedral KA Semarang. Hal yang sama juga pernah dialami romo Sukardi pr, romo Paroki Randusari Semarang. Ia hanya minta dibayar dengan doa saja” demkian rama Soebiyanto mengawali khotbahnya. Rafael Haryono lahir di Sendangsono, 21 Pebruari 1947 dari keluarga sederhana. Ia semula dibawa oleh romo G Natabudyo pr ke Semarang . Mulai bekerja sebagai pegawai di pasturan pada 30 Desember 1969 dan, baru 2 tahun kemudian ditunjuk menggantikan koster lama yang mengundurkan diri. Suami dari Katarina Nurpini Dwiprihatin mengalami pergantian banyak r

Doa Setelah Komuni

Suatu ketika saya bertanya kepada seorang pemuda, apa doanya setelah menerima Sakramen Maha Kudus, ia hanya menjawab dengan senyuman. Sepertinya ia mengharapkan apa sesungguhnya yang saya lakukan setelah menerima sakramen maha kudus (SMK). Penerimaan SMK merupakan peristiwa yang sangat penting dalam hidupku dan itu terjadi pada tahun 1956. Sejak habis dibatis dengan nama Tarsisius yang sangat merindukan menyambut Tubuh Yesus. Untuk bisa menerima SMK kami menerima pelajaran cukup lama dari Bapak Rafael Parera Almarhum. Ia seorang guru SR kelas 1 dan 2, merangkap guru agama serta juga menenjadi bapak permandian saya. Ketika itu orang tua kami, papa dan mama belum sebagai pengikut Kristus. Dalam keluarga kami, kami anak-anak semua sudah di babtis lebih dahulu baru kemudian bapak. Mama sendiri sudah lebih dahulu dibabtis sebagai pengikut gereja Protestan. Namun sejak kami anak-anak semuanya menjadi Katolik, mama kemudian menemani kami 10 anaknya dan bapak di Gereja Katolik. Saya ma