Saya pernah melakukan acara penyambutan tubuh Kristus bersama-sama, semuanya ibu-ibu janda usia 80 puluhan. Wah seunang bangat. Kami nyanyi Aku Rindu, lalu Sahabat dari Galilea. Kebetulan salah seorangnya ulang tahu hari itu, tapi dia sendiri tidak tau, kalau dirayakan. Acara disiapkan oleh seorang pengurus wilayah. Tentu dan pasti, ia terharu dan menangis. Ibu ini janda sudah lama, ketika usia 72 tahu kena struk, setelah itu dia hanya bisa duduk di kursi roda. Tapi jangan tanya semangatnya? Nyaris setiap minggu ia menghadiri perayaan Ekaristi di Katedral, dengan di papah oleh pembantu yang setia merawatnya.
Tentu Anda bertanya dimana anak-anaknya? Ia tidak punya anak. Ada ibu yang masih bersemangat, bicara dan nyanyinya keras, dan fasih Honlland Spokken. Kalau saya mengantarkan SMK, dia lebih dulu berdoa atau mulai dengan lagu Aku Rindu. Yah seru ... juga. Walaupun hanya bisa duduk ia sangat bersemangat, buku renungan harian dan injil selalu menyertai ia sepanjang hari........
Tentu Anda bertanya dimana anak-anaknya? Ia tidak punya anak. Ada ibu yang masih bersemangat, bicara dan nyanyinya keras, dan fasih Honlland Spokken. Kalau saya mengantarkan SMK, dia lebih dulu berdoa atau mulai dengan lagu Aku Rindu. Yah seru ... juga. Walaupun hanya bisa duduk ia sangat bersemangat, buku renungan harian dan injil selalu menyertai ia sepanjang hari........
Komentar