Langsung ke konten utama

Keteladan Orang Tua 83 tahun

Salah satu ibu yang setia menerima Sakramen Maha Kudus di rumah adalah Tante Ely. Ibu 82 tahun ini sangat menderita karena susah berjalan, karena pada persendiannya tumbuh tulang seperti jarum yang menusuh-nusuk kalau beliau berdiri. Walaupun demikian ia tampak manis, senyum dan bergairah menerima SMK.

Ia baru dalam beberapa 2 bulan terakhir tidak ke gereja karena di tinggal meninggal dunia sang suami tercinta Om Jhon. Ketika masih lengkap sebagai pasutri, pasangan ini menjadi contoh karena saling menolong untuk sampai ke gereja. Kalau sempat di jemput anak- anak mereka pergi dengan mobil namun kalau tidak, maka mereka tetap ke Gereja menggunakan becak.

Semasa hidupnya, sampai usia menjelang 80 tahun pak Jhon adalah umat yang saleh dan aktif sebagai prodiakon, dan terakhir sampai usia 80 tahun beliau menjadi penghitung uang kolekte. Sampai usia 82 tahun bahkan beberapa jam sebelum malaekat Allah menjemput beliau, ia masih naik Vespa, bukti kasihnya kepada sang isteri yaitu mengantar uang arisan ibu-ibu di wilayah Pekunden.

Kembalinya Pak Jhon ke rumah Bapa, mengagetkan umat yang mengenalnya. Bukankah pak Jhon, kemarin masih tampak sehat, masih ke Gereja, bukankah tadi jam 09:00 masih naik Vespa. Bukanlah yang nampak lemah tante Ely. Sumua yang mengenalnya merasa heran. Saya sempat berniat, mengunjungi beliau, tetapi terlambat 1 hari.

Kepulangan pasangan hidup yang 2 tahun lalu merayakan pesta emas pernikahan mengoncang jiwa tante Eli. Sebagai prodiakon pengantar jenazah saya menyaksikan, ketika mendampingi peti jenazah sampai ke tempat perabuan tante Ely tanpak bisa-biasa saja, sepertinya bisa menerima peristiwa ini. Akan tetapi setelah itu, memori ibu yang sekarang sendirian ditinggal kekasihnya blank, terhapus.

Ia sangat kehilangan. Saat saat indah bersama pak Jhon sekarang tinggal kenangan. Ketika da doa rosario, pedalaman iman, kedua psangan ini selalu hadir berdua. Karena sudah berjalan maka pak Jhon selalu menuntun, dan duduk disampingnya. Setia mengatur jam minum obat, memijat kaki yang ngilu, bangun pagi untuk memasuk nasi dan bergoncangan Vespa ke Gereja.
Putrinya yang sekarang mendampingi berceritera tante Ely mengatakan:"Muna, coba telepon papi, kok lama tidak pulang- pulang" Atau ketika bangun dari tidur, bertanya papi mana"

Ketika hari minggu saya menerimakan SMK, beliau tersenyum, bernyanyi Aku rindu dan sama-sama menutup dengan Sobat dari Galilea dan Tuhan Yesus sembuhkanlah kami, orang buta orang congkak hati, dari mati hidupkanlah kami dari sakit sembuhkanlah kami, Tuhan Yesus. Karena ini merupakan tempat terakhir, dan tidak ada lagi SMK yang kubawa, maka saya sempat berbincang- bincang dan saya katakan:"Tante Ely . Ini picis kenang kenangan dari Om Jhon" Picis adalah tempat penyimpanan SMK kalau mengantar ke orang sakit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kismis Dry Gin Obat Lutut Sakit

Tiga tahun lalu saya merasa ada yang tidak beres pada lutut.Pikirku paling setelah digoyang goyang akan beres. Ketika berada di Purwokerto, saya jalan pagi, semakin jauh semakin sakit akhirnya trauma tidak berani jalan pagi lagi. Setahun lebih saya tidak berani jalan pagi. Sampai oktober 2010 ada email dari Bapak FX Benny Setiawan.  From: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com [mailto:Komunikasi_KAS@yahoogroups.com] On Behalf Of FX. Benny Setiawan Sent: Thursday, October 28, 2010 12:42 PM To: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com Subject: [Kom-KAS] Info kesehatan... Resep manjur untuk rheumatik.  Teman saya baru pulang dari berjalan-jalan, bercerita tentang teman serombongan yang menggunakan resep ini, hasilnya sangat bagus. Sekarang dirinya tidak perlu makan obat glucosamine lagi, bahkan berhenti makan obat osteoporosis.  Saya juga pernah membaca di Harian Shi Jie Ri Bao ada orang menulis tentang kesaksian akan keberhasilan resep ini. Secara khusus saya mencari data di jaringan maya, tern

Pengabdian Seorang Koster

“Suatu saat saya minta tolong pak Haryono agar buatkan beberapa rosario . Setelah selesai, ia menyerahkan kepada saya sambil mengatakan maaf romo Bi, mungkin rosarionya kurang rapih. Waktu saya tanya biayanya berapa ia menjawab 'sembah bekti mawon romo” ungkap romo H Subiyanto. DW. Pr pada saat merayakan Ekaristi Kudus bulanan untuk karyawan Katedral. Bertepatan pula, hari itu Bapak Rafael Haryono pension sebagai koster Katedral KA Semarang. Hal yang sama juga pernah dialami romo Sukardi pr, romo Paroki Randusari Semarang. Ia hanya minta dibayar dengan doa saja” demkian rama Soebiyanto mengawali khotbahnya. Rafael Haryono lahir di Sendangsono, 21 Pebruari 1947 dari keluarga sederhana. Ia semula dibawa oleh romo G Natabudyo pr ke Semarang . Mulai bekerja sebagai pegawai di pasturan pada 30 Desember 1969 dan, baru 2 tahun kemudian ditunjuk menggantikan koster lama yang mengundurkan diri. Suami dari Katarina Nurpini Dwiprihatin mengalami pergantian banyak r

Doa Setelah Komuni

Suatu ketika saya bertanya kepada seorang pemuda, apa doanya setelah menerima Sakramen Maha Kudus, ia hanya menjawab dengan senyuman. Sepertinya ia mengharapkan apa sesungguhnya yang saya lakukan setelah menerima sakramen maha kudus (SMK). Penerimaan SMK merupakan peristiwa yang sangat penting dalam hidupku dan itu terjadi pada tahun 1956. Sejak habis dibatis dengan nama Tarsisius yang sangat merindukan menyambut Tubuh Yesus. Untuk bisa menerima SMK kami menerima pelajaran cukup lama dari Bapak Rafael Parera Almarhum. Ia seorang guru SR kelas 1 dan 2, merangkap guru agama serta juga menenjadi bapak permandian saya. Ketika itu orang tua kami, papa dan mama belum sebagai pengikut Kristus. Dalam keluarga kami, kami anak-anak semua sudah di babtis lebih dahulu baru kemudian bapak. Mama sendiri sudah lebih dahulu dibabtis sebagai pengikut gereja Protestan. Namun sejak kami anak-anak semuanya menjadi Katolik, mama kemudian menemani kami 10 anaknya dan bapak di Gereja Katolik. Saya ma