Langsung ke konten utama

Kerinduan Akan Sakramen Maha Kudus

Salah seorang Bapak yang menerima Sakramen Maha Kudus di rumah adalah Bapak Yosef. Jauh hari sebelum ia menerima SMK, sesungguhnya pak Yosef belum menjadi Katolik. Ketika itu kalau saya mengantarkan SMK untuk isterinya, ia selalu menyambut kedatangan kami, dan setia duduk di samping isterinya. Sayapun mengajak ia ikut berdoa dan membawakan kertas tuntunan perayaan ekaristi untuk dibacanya. Ia nampaknya tekun mengikuti upacara penyambutan tubuh Ktistus.

O yah, ia perlu mendampingi ibu Cing, istrinya karena ibu Cing sudah pikun, tidak bisa mendengar dan melihat. Pak Lunlah yang menuntun isteri yang juga berusia 83 tahun duduk untuk menerima SMK. Orang tua yang berusia 86 tahun (2007) ini termasuk luar biasa. Ia masih pergi ke pasar beli sayur menggunakan Vespa.

Pertengahan tahun 2007, isterinya meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Sebelumnya, banyak keluarga dari luar kota datang ke keluarga Om Lun. Mereka mendengar berita bahwa Om Lun sedang sakit-sakitan. Ada dari antaranya membawa pisang, Om Lun lalu mengambil sebuah dan memakan setengah dan setengahnya diberikan kepada sang isteri. Keluarga dari suami dan isteri yang diliputi kasih sayang itu sama sekali menyangka, bahwa pernyataan kasih itu merupakan kenyataan terakhir yang mereka saksikan. Karena berapa saat kemudian ibu Cing, keselak, pisang itu menyumbat kerongkongannya dan tidak lama kemudian beliau meninggal dunia.

Malam ketika jenazah isteri tercinta sedang dibaringkan di ruang jenazah, Om Lun mendapat serangan jantung. Cepat keluarga mengundang Rama dan Om Lun dibaptis atas nama Yosef.
Sejak saat itulah beliau mengikuti jejak sang isteri untuk menjadi pengikut Kristus.

Minggu lalu jam 07:00 ketika saya mengantar SMK, beliau sedang duduk bersandar di tempat tidur. Sebuah slang oksigen sedang terpasang pada hidungnya. Dua lilin, kain putih, air telah disediakan untuk upacara penyambutan Tubuh Kristus.

Dengan mengatupkan tangan, menutup mata dengan iman dan percaya ia membuka mulut untuk menerima SMK, seperti bertahun-tahun ketika ia menyaksikan ibu Cing menerima SMK, sopan dan cuci.

Hari-hari ini beliau sedang berjuang, ia sudah lemah, jalanpun sudah karena beberapa langkah saja sudah membuat beliau sesak napas. Ia masih berbahagia, karena ketika menerima SMK ia didampingi pak Bowo anaknya dan isteri, kami berdoa bernyanyi memuji Allah dan menghibur orang tua yang kesepian ditinggal sang Isteri ini. Walaupun demikian, ia termasuk orang tua yang berbahagia, karena masih didampingi anak-anak. Menyedihkan, beberapa orang tua ketika menerima SMK sendirian, tidak ada anak, cucu ataupun tetangga yang mendampingi.......

Komentar

Anonim mengatakan…
salam sesat

dalam kristen itu disebutkan satu itu tiga dan tiga itu satu..jika dalam kenyataannya jesus jatuh ke bumi untuk menanggung dosa umatnya,kenapa "tuhan" yang lain tidak ikut jatuh.jika ketiga itu dalam satu kesatuan seperti air,gula dan teh.maka saat air itu jatuh,apakah gula dan teh tidak ikut jatuh???saya juga menantang untuk anda membaca dan emahami seluruh isi dari injil..kenapa ayat2 didalam injil berbeda satu sama lain/tidak selaras dan sejalan??

Postingan populer dari blog ini

Kismis Dry Gin Obat Lutut Sakit

Tiga tahun lalu saya merasa ada yang tidak beres pada lutut.Pikirku paling setelah digoyang goyang akan beres. Ketika berada di Purwokerto, saya jalan pagi, semakin jauh semakin sakit akhirnya trauma tidak berani jalan pagi lagi. Setahun lebih saya tidak berani jalan pagi. Sampai oktober 2010 ada email dari Bapak FX Benny Setiawan.  From: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com [mailto:Komunikasi_KAS@yahoogroups.com] On Behalf Of FX. Benny Setiawan Sent: Thursday, October 28, 2010 12:42 PM To: Komunikasi_KAS@yahoogroups.com Subject: [Kom-KAS] Info kesehatan... Resep manjur untuk rheumatik.  Teman saya baru pulang dari berjalan-jalan, bercerita tentang teman serombongan yang menggunakan resep ini, hasilnya sangat bagus. Sekarang dirinya tidak perlu makan obat glucosamine lagi, bahkan berhenti makan obat osteoporosis.  Saya juga pernah membaca di Harian Shi Jie Ri Bao ada orang menulis tentang kesaksian akan keberhasilan resep ini. Secara khusus saya mencari data di jaringan maya, tern

Pengabdian Seorang Koster

“Suatu saat saya minta tolong pak Haryono agar buatkan beberapa rosario . Setelah selesai, ia menyerahkan kepada saya sambil mengatakan maaf romo Bi, mungkin rosarionya kurang rapih. Waktu saya tanya biayanya berapa ia menjawab 'sembah bekti mawon romo” ungkap romo H Subiyanto. DW. Pr pada saat merayakan Ekaristi Kudus bulanan untuk karyawan Katedral. Bertepatan pula, hari itu Bapak Rafael Haryono pension sebagai koster Katedral KA Semarang. Hal yang sama juga pernah dialami romo Sukardi pr, romo Paroki Randusari Semarang. Ia hanya minta dibayar dengan doa saja” demkian rama Soebiyanto mengawali khotbahnya. Rafael Haryono lahir di Sendangsono, 21 Pebruari 1947 dari keluarga sederhana. Ia semula dibawa oleh romo G Natabudyo pr ke Semarang . Mulai bekerja sebagai pegawai di pasturan pada 30 Desember 1969 dan, baru 2 tahun kemudian ditunjuk menggantikan koster lama yang mengundurkan diri. Suami dari Katarina Nurpini Dwiprihatin mengalami pergantian banyak r

Doa Setelah Komuni

Suatu ketika saya bertanya kepada seorang pemuda, apa doanya setelah menerima Sakramen Maha Kudus, ia hanya menjawab dengan senyuman. Sepertinya ia mengharapkan apa sesungguhnya yang saya lakukan setelah menerima sakramen maha kudus (SMK). Penerimaan SMK merupakan peristiwa yang sangat penting dalam hidupku dan itu terjadi pada tahun 1956. Sejak habis dibatis dengan nama Tarsisius yang sangat merindukan menyambut Tubuh Yesus. Untuk bisa menerima SMK kami menerima pelajaran cukup lama dari Bapak Rafael Parera Almarhum. Ia seorang guru SR kelas 1 dan 2, merangkap guru agama serta juga menenjadi bapak permandian saya. Ketika itu orang tua kami, papa dan mama belum sebagai pengikut Kristus. Dalam keluarga kami, kami anak-anak semua sudah di babtis lebih dahulu baru kemudian bapak. Mama sendiri sudah lebih dahulu dibabtis sebagai pengikut gereja Protestan. Namun sejak kami anak-anak semuanya menjadi Katolik, mama kemudian menemani kami 10 anaknya dan bapak di Gereja Katolik. Saya ma